seputar – Beijing | Presiden Tiongkok Xi Jinping berjanji bahwa negaranya akan selalu menjaga perdamaian dunia dan akan terus menerapkan hukum internasional.
Pernyataan ini disampaikan Xi kala berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, tengah mewaspadai aksi Tiongkok yang kian mengancam.
Dalam pidato perayaan 50 tahun Tiongkok kembali ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, Xi menyatakan bahwa ia akan selalu mewujudkan perdamaian dunia dan pelindung ketertiban internasional.
“Tiongkok secara tegas menolak segala bentuk hegemoni dan kekuasaan politik, unilateralisme dan proteksionisme,” tutur Xi, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (26/10).
Tak hanya itu, ia menyerukan kerja sama internasional dalam menangani isu regional, terorisme, perubahan iklim, keamanan siber, dan biosecurity.
Xi juga mengajak seluruh negara untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian, pengembangan, keadilan, demokrasi, dan kebebasan.
Perlu diketahui, Tiongkok sendiri kerap mengklaim Taiwan sebagai salah satu provinsi mereka. Xi dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, sering saling serang komentar dalam perebutan kedaulatan wilayah Taiwan.
“Separatisme untuk kemerdekaan Taiwan merupakan tantangan terbesar untuk mencapai reunifikasi dan bahaya tersembunyi yang paling serius dalam pemulihan nasional,” ujar Xi pada Sabtu (9/10).
Ungkapan ini dibalas oleh Tsai. “Kami akan terus meningkatkan pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk melindungi diri sendiri demi memastikan tak ada siapapun yang dapat memaksa Taiwan mengambil jalan yang sudah ditetapkan Tiongkok untuk kami,” ucap Tsai.
Sebelumnya, Tiongkok mengerahkan nyaris 150 pesawat ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan (ADIZ). Tak hanya itu, Tiongkok juga melakukan latihan militer di dekat wilayah Taiwan.
Tiongkok juga memantik kegaduhan di kawasan kala negara itu mengklaim wilayah Laut China Selatan (LCS). Klaim tersebut bersinggungan dengan klaim berbagai negara, yakni Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Jepang.
Filipina sempat melayangkan protes diplomatik kepada Tiongkok setelah kapal-kapal negara itu disebut menantang kapal patrolinya di LCS. Filipina mengklaim kapal-kapal Tiongkok tadi memasuki wilayah perairannya tanpa izin dan mengganggu sejumlah kapal patroli dengan sirene, klakson, dan sinyal radio.
“Tindakan provokatif ini mengancam perdamaian, ketertiban, dan keamanan Laut China Selatan dan bertentangan dengan kewajiban Tiongkok di bawah hukum internasional,” ucap Kementerian Luar Negeri Filipina melalui kicauan di Twitter pada Rabu (20/10).
Tak hanya itu, Malaysia juga memanggil Duta Besar Tiongkok di Kuala Lumpur, Ouyang Yujing, untuk menyampaikan protes setelah kapal Tiongkok memasuki zona ekonomi eksklusif Negeri Jiran di LCS.
“[Malaysia memanggil Ouyang] untuk menyampaikan posisi Malaysia dan protes terhadap kehadiran dan aktivitas kapal-kapal Tiongkok, termasuk kapal survei, di zona ekonomi eksklusif Malaysia,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia, seperti dikutip AFP, Senin (4/10).(CNN)