seputar-Jakarta | Setidaknya 12 orang tewas setelah satu pesawat militer yang mengangkut biksu dan pasukan jatuh di dekat pusat Kota Mandalay, Myanmar, Kamis (10/6/2021).
Juru bicara junta militer, Zaw Min Tun, mengatakan bahwa insiden ini terjadi akibat cuaca buruk.
“(Pesawat) itu kehilangan komunikasi ketika berada di sekitar 400 meter (1.300 kaki) dari pabrik baja di dekat bandara (di Mandalay)” kata Min Tun dalam pernyataan resmi yang dikutip AFP, Kamis (10/6).
Pesawat itu terbang dari Naypyidaw menuju Kota Pyin Oo Lwin, wilayah tengah Mandalay, dan membawa enam awak kapal serta delapan penumpang.
Tim dilaporkan berhasil menyelamatkan dua penumpang. Mereka kemudian mengirimnya ke rumah sakit militer terdekat.
Sebelum kudeta pada 1 Februari lalu, kecelakaan pesawat biasa terjadi di Myanmar lantaran sektor penerbangan yang kurang berkembang.
Sementara itu, para biksu Buddha di Myanmar pernah memimpin perjuangan melawan junta militer yang terus melakukan kekerasan terhadap warga sipil usai mengambil alih kekuasaan selama negara itu berdiri.
Namun, kelompok Buddha kini terpecah belah. Beberapa pemimpin agama terkemuka justru memihak junta.
Saat ini, aksi protes dan perlawanan warga sipil terhadap junta terus bergejolak. Untuk meredamnya, junta semakin ganas.
Menurut Lembaga Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), hingga kini jumlah korban tewas akibat bentrok dengan aparat Myanmar pascakudeta mencapai 858 orang, dan 4.782 orang ditahan. (cnnindonesia)