seputar-Inggris | Seorang pastor Kristen telah mengklaim bahwa perjanjian terbaru yang melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah ‘setan’ karena mereka melihat populasi umum sebagai ‘koloni semut.’
Pastor Thomas Hughes mengklaim kedua organisasi tersebut ingin dunia diperintah di bawah satu pemerintahan, sebuah rencana yang dia yakini akan memberi para pejabat ‘tanda setan’.
Menurut situs web pemerintah Inggris, perjanjian yang dimaksud adalah kesiapsiagaan dan respons pandemi setelah pandemi Coronavirus, yakni perjanjian terbaru yang akan diluncurkan pada Mei ini.
Meski klaim Pendeta Tom tampak sangat aneh, tapi dia bersikeras bahwa dia tidak mempercayai teori konspirasi sama sekali.
“Saya tidak terlibat dalam teori konspirasi atau mengarang-ngarang untuk mengisi kekosongan,” terangnya di akun YouTube.
“Pendiri UNESCO, Julian Huxley, organisasi dari PBB, menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka telah percaya pada pemerintahan satu dunia di bawah PBB sejak awal, dan mereka tidak percaya pada demokrasi,” lanjutnya.
“Kami rakyat tidak memenuhi syarat untuk memutuskan masa depan kami sendiri. Orang-orang ini sombong dan memandang rendah masyarakat sebagai koloni semut. Kami tidak manusiawi di mata mereka, bahkan tidak layak untuk melakukan percakapan cerdas dengan mereka,” ujarnya.
“Saya ingin Anda mengingatnya karena Anda akan mendengar lebih banyak tentang eugenika, Anda memiliki Val Harari Anda, Anda memiliki Bill Gates. Mereka semua adalah bagian dari kelompok yang sama,” ungkapnya.
“Mereka melihat Anda dan saya hanya sebagai pion, secara harfiah koloni semut yang layak untuk diinjak. Mereka tidak peduli tentang Anda. Mereka tidak peduli dengan siapa pun. Mereka tidak percaya pada Tuhan, pada kenyataannya, konsep Tuhan apa pun – mereka benar-benar membenci Tuhan,” paparnya.
“Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ketika seseorang mengambil tanda binatang, mereka tidak dapat ditebus,” ujarnya.
“Agak menarik bukan ketika Anda melihat apa rencana mereka, orang-orang yang membenci Tuhan, membenci konsep Tuhan, merekalah yang menjalankan seluruh dunia ini. Mengerikan,” tambahnya.
Di bagian komentar dari video tersebut, yang telah ditonton lebih dari 56.000 kali dalam waktu kurang dari 24 jam, beberapa pemirsa berbagi keprihatinan terhadap pendapat pendeta itu. Beberapa warganet lainnya mencap gagasannya sebagai hal yang ‘gila’.
“Saya mendengar tentang ini awal minggu lalu. Saya percaya hal-hal ini perlu mulai terjadi. Menakutkan bagi mereka yang tidak diselamatkan!,” terang seorang warganet.
“’Semut’ ini sangat bersyukur atas kesaksian saya dan mengenal Yesus Kristus, Penebus saya,” tulis warganet lainnya.
“Kita harus melawan kejahatan ketika kita bisa. Tapi jika sudah waktunya untuk akhir; kita tidak bisa menghentikannya,” ungkap yang lain.
Berita itu muncul seminggu setelah Hughes mencap teknologi kecerdasan buatan (AI) di Tiongkok sebagai ‘setan.’
Teknologi AI, yang dikembangkan dan diuji oleh Kejaksaan Rakyat Shanghai Pudong, dapat mendakwa tersangka dengan akurasi lebih dari 97% berdasarkan deskripsi dalam kasus pidana.
Meskipun mungkin tampak sebagai metode futuristik untuk mengatasi kejahatan dan menjaga orang tetap aman, pendeta itu kurang antusias dan membuat klaim liar bahwa kemajuan itu ‘setan’ dan berada di luar ‘kontrol’. (okezone)