seputar – Jakarta | Dua warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal ikan milik China berbendera Oman nekat terjun ke laut demi meminta pertolongan KBRI Muscat, Oman. Mereka nekat terjun ke laut lantaran mendapat perlakuan diskriminasi di kapal.
Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Oman, Jumat (3/9/2021), kedua WNI ABK itu loncat dari kapal pada Rabu (1/9) malam waktu setempat. Mereka kemudian bermalam di Pelabuhan Seeb, Oman dan datang ke KBRI pada pagi hari pukul 07.00 waktu setempat, Kamis (2/9/2021).
Ke-2 ABK Kapal PSQV 638 bernama Santo Tamba dan Kurniadi. Kepada KBRI Oman, mereka pun melaporkan kasus yang dialaminya kepada KBRI Muscat. Santo dan Kurniadi mengaku ada perlakuan diskriminasi pemilik kapal antara ABK WNI dengan ABK China, serta gaji di bawah standar minimum pekerja di Oman.
ABK Indonesia sehari-hari hanya boleh makan nasi dan sayur serta dibatasi jenisnya. Sementara ABK Cina dapat makan daging dan lebih bervariasi lauk pauknya. Untuk mandi pun, ABK Indonesia hanya boleh berasal dari air AC (Air Conditioner). Kalaupun ketahuan mandi dengan air tawar, ABK Indonesia akan dimarahi habis-habisan.
Salah satu ABK bahkan bercerita menderita sakit namun tidak segera mendapat perawatan yang memadai oleh pihak Kapal. Keduanya mengaku nekat terjun dari Kapal dan berenang ke darat, disebabkan pemilik kapal melarang ABK keluar dari Kapal.
Berdasarkan keterangan ke-2 ABK, saat ini masih ada 19 ABK lain yang masih ada di Kapal PSQV 368, PSQ 608, dan PSQ 607. Saat ini ke-2 ABK berada di tempat penampungan di KBRI.
KBRI mengaku telah menghubungi pihak agen ABK di Tegal dan Bekasi terkait hal tersebut. Pihak Kapal juga telah dipanggil dan akan dimintai konfirmasinya atas kasus yang dialami WNI ABK.(detik)