seputar – Washington | Amerika Serikat (AS) telah mendakwa empat warga negara Tiongkok dengan tuduhan penipuan visa karena diduga berbohong tentang keanggotaan mereka dalam angkatan bersenjata Tiongkok. Tiga orang ditahan, sementara FBI masih berusaha menangkap yang keempat, yang disebut berada di konsulat Tiongkok di San Francisco.
Agen-agen FBI juga telah mewawancarai orang-orang di 25 kota AS yang memiliki “afiliasi yang tidak diumumkan” dengan militer Tiongkok.
Jaksa penuntut mengatakan itu adalah bagian dari rencana Tiongkok untuk mengirim ilmuwan militer ke AS.
Dalam siaran pers yang dilansir BBC, Pengacara Departemen Kehakiman AS, John C Demers mengatakan, anggota Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) melamar visa sambil menyembunyikan “afiliasi asli” mereka dengan militer.
“Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis Tiongkok untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik,” ujarnya sebagaimana dilansir BBC.
Keempat orang yang dituduh melakukan penipuan visa adalah Wang Xin, Song Chen, Zhao Kaikai dan Tang Juan. Tang diduga berada di konsulat Tiongkok di San Francisco.
Mereka dikatakan telah berbohong tentang dinas dan ikatan mereka mereka di PLA, baik yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah bertugas di militer atau tidak lagi bertugas.
Wang Xin ditangkap pada 7 Juni setelah diinterogasi oleh agen Pabean dan Perlindungan Perbatasan di Bandara Internasional Los Angeles. Menurut rilis departemen kehakiman, Xin mengungkapkan bahwa dia tetap menjadi anggota PLA dan bekerja di laboratorium universitas militer, meski dalam permohonan visanya menyatakan telah meninggalkan militer pada 2016.
Song Chen dan Zhao Kaikai ditangkap pada 18 Juli.
Jaksa menyatakan bahwa Song mengaku sebagai ahli saraf yang telah meninggalkan angkatan bersenjata tetapi pada kenyataannya masih berafiliasi dengan rumah sakit Angkatan Udara PLA (PLAAF) di Tiongkok. Sementara Zhao Kaikai mengaku tidak pernah bertugas di militer tetapi sebenarnya adalah anggota dari lembaga penelitian terkemuka PLA.
Tang diduga merupakan anggota PLAAF. Seorang agen menemukan foto dirinya dalam seragam militer dan bukti bahwa dia bekerja di universitas medis angkatan udara. Dia juga diduga menulis di aplikasi visanya bahwa dia belum pernah di militer.
Departemen kehakiman mengatakan bahwa agen FBI juga telah mewawancarai orang-orang di 25 kota AS yang memiliki “afiliasi yang tidak diumumkan” dengan militer Tiongkok.
Penangkapan itu terjadi setelah AS mengumumkan bahwa seorang ilmuwan Tiongkok telah berlindung di konsulat Tiongkok di San Francisco. Sehari sebelumnya, pejabat AS memerintahkan konsulat Tiongkok di Houston untuk ditutup, menyebutnya terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual.
Pada Kamis (23/7/2020), sebelum penangkapan diumumkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin menggambarkan tuduhan AS sebagai “fitnah jahat” dan mengatakan Tiongkok “harus membuat tanggapan yang diperlukan dan menjaga hak-haknya yang sah”.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali bentrok dengan Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir, karena perdagangan, pandemi virus corona dan undang-undang keamanan Hong Kong yang baru.(OKZ)