seputar-Jakarta | Menteri Kesehatan (Menkes) Argentina mengundurkan diri setelah diketahui bahwa teman-temannya bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebelum giliran. Menkes Gines Gonzalez Garci mengundurkan diri pada Jumat (19/2/2021) malam waktu setempat setelah Presiden Alberto Fernandez memintanya untuk berhenti setelah skandal itu.
“Menanggapi permintaan Anda, saya menyampaikan pengunduran diri saya dari jabatan Menteri Kesehatan,” tulis Gonzalez Garci, seorang dokter berusia 75 tahun, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Fernandez, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/2/2021).
Dia akan digantikan oleh salah satu wakil menterinya, Carla Vizzotti yang berusia 48 tahun, yang bertanggung jawab untuk mengamankan vaksin Sputnik V buatan Rusia untuk Argentina, negara pertama di Amerika Selatan yang menyetujui dan menggunakannya.
Skandal itu terjadi setelah seorang jurnalis berusia 71 tahun, Horacio Verbitsky, mengumumkan di radio bahwa, karena persahabatannya yang sudah lama dengan Menkes, dia dapat divaksinasi di kantornya sebelum masyarakat umum.
Sejauh ini hanya petugas kesehatan yang telah divaksinasi di Argentina dan vaksinasi untuk orang yang berusia di atas 70 tahun baru akan dimulai pekan depan di Buenos Aires.
Media lokal melaporkan bahwa orang lain yang dekat dengan pemerintah juga divaksinasi di Kementerian Kesehatan.
Gara-gara skandal itu, Presiden Fernandez, yang berusia 60-an, memerintahkan kepala stafnya untuk meminta pengunduran diri sang Menkes.
Argentina, dengan 44 juta penduduk, telah mencatat sekitar dua juta kasus infeksi virus Corona dengan lebih dari 50.000 kematian.
Sebelumnya di Peru, pemerintahnya diguncang oleh dakwaan terhadap sekitar 500 pejabat pemerintah – termasuk mantan presiden Martin Vizcarra – yang dituduh mendapatkan vaksinasi sebelum giliran mereka.
Polisi menggerebek Kementerian Kesehatan dan dua klinik universitas pada hari Jumat (19/2) sebagai bagian dari penyelidikan atas apa yang disebut “Vacunagate.”
Kelompok tersebut diduga menerima beberapa dari 3.200 dosis tambahan yang disediakan untuk staf yang bertanggung jawab atas uji coba vaksin Sinopharm buatan China, yang mencakup 12.000 relawan Peru. (detik)