seputar – Jakarta | Pandemi Covid-19 di Iran semakin mengkhawatirkan. Baru-baru ini sebuah data statistik terbaru menunjukkan bahwa satu orang meninggal akibat Covid-19 setiap dua menit.
Kementerian Kesehatan Iran menyebut bahwa hingga saat ini total kematian telah mencapai 94.603 kasus. Sementara itu, jumlah infeksi pada Senin (9/8/2021) meningkat sebanyak 40.808 dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlah kasus kumulatif mencapai 4.199.537 kasus.
“Setiap dua detik, satu orang terinfeksi di Iran, dan hampir setiap dua menit, satu orang meninggal karena virus corona,” kata TV pemerintah dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (10/8/2021).
Kenaikan ini sendiri dianalisis sebagai sebab dari penularan varian Delta yang masif. Sebagian besar dari 31 provinsi Iran telah beralih dari tingkat oranye berisiko rendah ke siaga merah.
Selain itu, media pemerintah mengatakan rumah sakit di beberapa kota telah kehabisan tempat tidur untuk pasien baru. Hal ini dianggap sebagai dampak dari pemahaman vaksinasi yang sangat konservatif dari beberapa petinggi negara. Hingga saat ini, hanya sekitar 4% dari 83 juta populasi yang sepenuhnya diinokulasi.
Pada bulan Januari, otoritas tertinggi Iran Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin buatan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, dengan mengatakan mereka tidak dapat diandalkan dan dapat menyebabkan infeksi lanjutan.
Iran mengembangkan vaksin Covid-19 besutannya sendiri. Vaksin tersebut dinamakan COVIran Barakat dan telah disuntikkan kepada Presiden baru Iran Ebrahim Raisi, pada hari Minggu, (8/8/2021).(cnbc Indonesia)