seputar – Turki | Pengadilan Turki Jumat kemarin memvonis seorang bos media dan mantan kepala polisi dengan hukuman penjara 1.000 tahun karena kasus pengaturan skor yang melibatkan klub sepak bola Fenerbache.
Dilansir dari laman Merdeka, Senin (7/6/2021), presiden Fenerbache kini sudah dipenjara karena terbukti bersalah dalam kasus pengaturan skor satu dasawarsa lalu dan Fenerbache juga sudah dilarang berkompetisi di Eropa selama dua musim, namun kasus ini kembali dibuka setelah jaksa mengatakan ada konspirasi dalam kasus ini.
Kasus pengaturan skor pada 2011 ditangani oleh jaksa yang terkait dengan Fethullah Gulen, ulama yang kini tinggal di Amerika Serikat dan dituding menjadi dalang dalam kudeta gagal yang ingin menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016 silam. Tuduhan itu sudah dibantah oleh Gulen.
Mantan Presiden Fenerbache Aziz Yildirim sudah divonis enam tahun penjara atas dakwaan pengaturan skor dan mendirikan organisasi ilegal. Dia menjalani hukuman satu tahun penjara.
Di pengadilan Yildirim membantah semua dakwaaan dan mengatakan kasus ini semata untuk menjatuhkan Fenerbache yang sudah menjuarai Liga Turki sebanyak 19 kali.
Pengadilan Jumat kemarin menjatuhkan vonis untuk Hidayat Karaca, bos media Samanyolu yang kemudian ditutup pemerintah. Karaca divonis 1.406 penjara. Dia didakwa menyadap telepon dan merekayasa dokumen.
Mantan kepala polisi Nazmi Ardic divonis 2.170 tahun atas dakwaan merekayasa dokumen dan berkomplot ingin menjatuhkan klub. Vonis pengadilan dijatuhkan kepada sedikitnya 25 terdakwa, kata media pemerintah Anadolu.
Ketua klub Fenerbache Ali Koc mengatakan kepada wartawan keputusan pengadilan ini membuktikan pihak klub tidak bersalah dan menjadi korban dari skenario jaringan Gulen. (merdeka)