seputar-Jakarta | Satu jasad kembali ditemukan dari antara puing-puing gedung apartemen di Florida, Amerika Serikat yang ambruk minggu lalu. Dengan demikian, jumlah korban tewas yang dikonfirmasi kini menjadi 10 orang. Sebanyak 151 orang lainnya masih belum ditemukan.
“Pagi ini kami menemukan satu jenazah lagi. Itu membuat hitungan menjadi 10. Dan total yang belum ditemukan, 151,” kata Wali Kota Miami-Dade County, Daniella Levine Cava Levine Cava pada konferensi pers di tempat kejadian di Surfside, dekat Pantai Miami, seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (29/6/2021).
“Detektif kami sedang bekerja sekarang, secara real time, untuk mengaudit daftar ini,” kata Levine Cava, menambahkan bahwa jumlahnya masih akan terus berubah.
Upaya penggalian puing dan pencarian korban masih terus berlanjut setelah gedung apartemen bernama Champlain Towers South itu ambruk ke tanah dalam hitungan detik.
Penyebab ambruknya gedung berusia 40 tahun itu belum diketahui secara jelas. Namun, otoritas setempat menyebut gedung 12 lantai itu sedang menjalani konstruksi atap dan perbaikan lainnya saat insiden terjadi pada Kamis (24/6) pekan lalu.
Sejumlah keluarga korban mengaku frustrasi akan upaya pencarian yang mereka anggap berjalan lamban dan semakin tipis harapan untuk menemukan korban selamat. Namun, dalam penjelasannya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Miami-Dade, Alan Cominsky, menyatakan bahwa pihaknya masih memiliki harapan untuk menemukan korban selamat, namun prosesnya harus dilakukan secara perlahan dan metodis.
“Area puing-puing tersebar secara luas, dan itu rumit, sangat rumit,” tuturnya.
Disebutkan Cominsky bahwa puing-puing bangunan yang ambruk harus distabilkan dan ditopang saat proses pencarian berlangsung. “Jika ada ruang kosong, kami ingin memastikan kami diberi setiap kemungkinan adanya korban selamat. Itulah mengapa kami tidak bisa begitu saja masuk dan bergerak secara tidak menentu, karena itu akan memberikan hasil terburuk,” imbuhnya.
Para petugas penyelamat dilaporkan menggunakan perangkat radar gelombang micro yang dikembangkan oleh Jet Propulsion Lab NASA dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang bisa ‘melihat’ hingga ketebalan beton solid 20 cm. Perangkat seukuran koper ini bisa mendeteksi pernapasan dan detak jantung manusia, dan dikerahkan dalam upaya pencarian. (detik)