seputar-Jakarta | Kekayaan miliarder Colin Huang lenyap lebih dari USD27 miliar atau sekitar Rp384,11 triliun. Colin Huang merupakan pendiri platform e-commerce Tiongkok Pinduoduo Inc atau PDD Colin Huang.
Hal ini menjadikan Colin Huang miliarder dengan kerugian terbesar tahun ini dibanding miliarder lainnya di dunia. Hal tersebut disebabkan saham perusahaan teknologinya anjlok akibat tindakan keras pemerintah Tiongkok.
Kerugian tersebut merupakan yang terbesar di antara 500 daftar orang terkaya, jauh lebih besar dari kerugian yang diderita Ketua Grup Evergrande China Hui Ka Yan sebesar USD16 miliar karena tumpukan utang. Demikian dikutip data Bloomberg Billionaires Index, Jakarta, Minggu (19/9/2021).
Seruan Presiden Tiongkok Xi Jinping tentang kemakmuran bersama dan mengendalikan perusahaan-perusahaan swasta telah memberi imbas besar pada miliarder negara itu. Saham Pinduoduo telah merosot tajam tahun ini dibanding Alibaba Group Holding Ltd atau Tencent Holding Ltd.
“PPD lebih rentan terhadap tindakan keras Tiongkok dibandingkan dengan rekan-rekannya dengan model yang matang dan menguntungkan, seperti Alibaba dan Tencent. Itulah alasan utama kinerja saham tertinggal dari perusahaan teknologi lainnya,” kata ahli strategi sekuritas di Everbright Sun Huang Kai Co dikutip dari Bloomberg.
Huang, yang memiliki 28 persen saham di PDD, mendirikan perusahaan tersebut pada 2015 dan dengan cepat membangunnya menjadi raksasa e-commerce. Pengguna aktif tahunan PDD naik menjadi 788 juta pada Desember lalu, melebihi jumlah pengguna di pasar online Alibaba dengan 779 juta pengguna. Nilai pasar perusahaan mencapai puncaknya USD178 miliar sebelum turun menjadi sekitar USD125 miliar.
Huang, yang sekarang kekayaannya turun menjadi sekitar USD35 miliar atau Rp497,9 triliun, berhenti dari perannya sebagai chief executive officer (CEO) PPD pada tahun lalu dan mengundurkan diri sebagai ketua pada Maret 2021.
PDD adalah salah satu raksasa teknologi yang telah menjanjikan keuntungan perusahaan saat ini dan masa depan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek filantropi di tengah kampanye Presiden Xi untuk menutup kesenjangan kekayaan Tiongkok.
Bulan lalu, perusahaan mengumumkan akan mengalokasikan USD1,5 miliar untuk membantu pengembangan pertanian di negara itu. Sebelumnya, Huang dan tim pendiri PDD juga memberikan saham perusahaan senilai USD2,4 miliar kepada yayasan amal tahun lalu. (okezone)