seputar-Acapulco | Semburan cahaya biru yang terlihat melintasi langit sesaat setelah gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Acapulco di Negara Bagian Guerrero, barat Meksiko pekan ini telah menimbulkan kepanikan lebih lanjut. Orang-orang takut cahaya biru itu merupakan sebuah pertanda kiamat.
Gempa yang mengguncang pada pada Rabu (8/9/2021) menyebabkan bangunan rusak dan tanah longsor serta kekacauan di jalan raya utama Acapulco. Namun, tidak ada kerusakan meluas yang terjadi, sedangkan 1 orang dilaporkan meninggal dunia.
Guncangan gempa bahkan bisa dirasakan di Mexico City, yang berjarak lebih dari 300 km dari lokasi gempa, dan berlangsung hingga sekira satu menit.
Orang-orang melarikan diri ke jalan-jalan saat bangunan dan trotoar berguncang, sementara cahaya biru terlihat memenuhi langit.
Pengguna Twitter memposting video kilatan cahaya biru yang muncul ke cakrawala saat peringatan gempa terdengar di seluruh kota.
Tapi Troy Shinbrot, seorang fisikawan di Rutgers University, mengatakan cahaya menakutkan itu bukan tanda dunia akan segera berakhir dan orang-orang dihimbau untuk tidak khawatir.
“Jika itu terjadi, maka kiamat sudah terjadi seribu tahun yang lalu ketika ini pertama kali ditemukan,” kata Troy kepada NPR
Troy juga menyebutkan bahwa cahaya gempa (earthquake lights/EQL), telah tercatat secara historis dan terjadi cukup teratur.
Semburat cahaya itu, menurut beberapa ilmuwan disebabkan oleh gesekan batu di dekat kerak bumi, yang melepaskan energi ke atmosfer. Ini menghasilkan kilatan cahaya yang dekat dengan permukaan planet.
Troy telah mencoba menciptakan kembali fenomena tersebut di laboratoriumnya dan mengukur perubahan tegangan yang mirip ketika kerak bumi saling bergesekan saat gempa. Dia mengatakan fenomena ini serupa dengan cahaya yang muncul saat selotip ditarik dengan cepat di sebuah ruang gelap.
Survei Gelologi Amerika Serikat (USGS) juga mengatakan bahwa laporan mengenai cahaya biru itu kemungkinan adalah fenomena EQL.
Ada juga pihak yang masih skeptis mengenai kaitan gempa dengan kemunculan cahaya biru tersebut. Salah satunya adalah seismolog, Victor Manuel Cruz Atienza dari National Autonomous University of Mexico.
“Kami tidak bisa memastikan kaitan gempa dengan kemunculan cahaya yang kami lihat tadi malam, terutama mengingat hujan badai yang kami alami,” katanya sebagaimana dilansir NPR.
Kedua ilmuwan mengatakan akan ada lebih banyak kesempatan untuk melihat kilatan biru di langit Meksiko.
Banyak orang berspekulasi bahwa hal itu akan terjadi suatu saat selama bulan ini ketika banyak gempa terbesar di negara itu terjadi. Seperti, gempa berkekuatan 8,2 SR yang melanda negara bagian Oaxaca empat tahun lalu, pada 7 September 2017, dan gempa 8,0 SR yang terjadi pada 19 September 1985 di Mexico City.
Pengguna Twitter juga mulai mengganti nama bulan ini, menjadi Septiemble, nama gabungan dari “September” dan “tremble” (yang artinya gemetar) dalam bahasa Spanyol. (okezone)