seputar – Aybak | Ledakan bom kembali mengguncang Afghanistan. Kali ini yang jadi target adalah sebuah sekolah agama atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan madrasah.
Menurut laporan BBC yang dikutip Kamis (1/12/2022), sedikitnya 17 orang tewas dan 26 luka-luka setelah ledakan bom menghantam sebuah sekolah agama di Afghanistan utara.
Ledakan bom itu terjadi di Kota Aybak di Provinsi Samangan, dilaporkan meledak saat orang-orang meninggalkan salat.
“Mayoritas dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak berusia sembilan hingga 15 tahun,” kata seorang sumber di Samangan kepada BBC.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara jumlah korban tewas diperkirakan bisa bertambah.
Seorang dokter di rumah sakit setempat mengatakan sebagian besar korban adalah pelajar di sekolah tersebut.
“Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa,” kata seorang dokter seperti dikutip AFP.
Dia menambahkan bahwa beberapa pasien dengan luka kritis dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Mazar-i-Sharif – sekitar 120 kilometer (74 mil) jauhnya – untuk perawatan yang lebih baik.
Aybak adalah kota bersejarah yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan pusat umat Buddha pada abad ke-4 dan ke-5. Lokasinya terletak sekitar 200 km (130 mil) utara ibu kota Kabul.
Juru bicara kementerian dalam negeri Abdul Nafee Takkur mengatakan pasukan keamanan Taliban sedang menyelidiki serangan itu, dan berjanji untuk “mengidentifikasi para pelaku dan menghukum mereka atas tindakan mereka”.
Dalam sebuah tweet, mantan presiden Republik Islam Afghanistan, Hamid Karzai, mengatakan ledakan itu adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan”. Pada kesempatan tersebut ia juga turut menyatakan simpatinya kepada keluarga para korban.
Puluhan Ledakan Sejak Taliban Berkuasa
Afghanistan telah diguncang oleh puluhan ledakan sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu, sebagian besar diklaim oleh cabang lokal dari kelompok ISIS, yang dikenal sebagai Islamic State – Khorasan Province (ISIS – Provinsi Khorasan/ISIS-K).
Kelompok itu adalah kelompok militan paling ekstrem di Afghanistan dan menargetkan agama minoritas – seperti Hazara – yang dijanjikan akan dilindungi oleh Taliban. Namun, Human Rights Watch baru-baru ini mengamati bahwa “otoritas Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi komunitas ini dari bom bunuh diri dan serangan melanggar hukum lainnya”.
Pada bulan September, setidaknya 54 orang – termasuk 51 gadis dan wanita muda – tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di ibu kota Kabul. Penyerang telah menargetkan aula tempat ratusan siswa sedang mengikuti ujian masuk universitas.
Para pemimpin Taliban kemudian menyalahkan ISIS-K atas serangan itu, meskipun kelompok itu sendiri tidak mengaku bertanggung jawab. (BBC/Liputan6)