seputar – Seoul | Banjir parah melanda Korea Selatan (Korsel). 41 orang tewas dan sembilan orang lainnya hilang akibat bencana alam tersebut.
Dilansir detikNews dari AFP, Selasa (18/7/2023), banjir ini terjadi saat Korsel sedang berada di puncak musim penghujan yang terjadi saat musim panas masih menyelimuti negara tersebut.
Hujan lebat yang mengguyur selama berhari-hari memicu banjir dan tanah longsor yang meluas. Sungai-sungai, waduk maupun bendungan meluap.
Kementerian Dalam Negeri Korsel mengatakan ada 40 orang tewas dan sembilan orang lainnya masih hilang di beberapa wilayah akibat bencana tersebut. Kebanyakan korban tewas ditemukan tertimbun longsor atau jatuh ke dalam waduk yang meluap.
Operasi pencarian dan penyelamatan di terowongan atau underpass sepanjang 430 meter di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara itu, telah diakhiri pada Senin (17/7) malam waktu setempat setelah tim penyelamat menemukan dan mengevakuasi satu jenazah terakhir.
Underpass itu digenangi banjir sejak Sabtu (16/7) pagi setelah aliran banjir menerjang terlalu cepat sehingga kendaraan-kendaraan yang ada di dalamnya tidak bisa menyelamatkan diri.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, total ada 17 kendaraan, termasuk sebuah bus, yang terjebak di dalam underpass yang digenangi air itu. Total 14 orang ditemukan tewas di underpass tersebut.
Ditambahkan oleh Kementerian Dalam Negeri bahwa underpass itu akan tetap ditutup untuk pemeriksaan tambahan sebagai bagian dari penyelidikan penyebab insiden mematikan tersebut.
Pada Senin (17/7) waktu setempat, pemerintah dan Kepolisian Korsel meluncurkan penyelidikan terpisah terhadap banjir yang menggenangi underpass itu. Sementara Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan salah urus dalam menghadapi situasi darurat bencana yang memicu hilangnya banyak nyawa.
Sebagian besar korban tewas dalam bencana banjir dan longsor ini, termasuk 19 korban tewas di antaranya dan delapan korban hilang di antaranya, berasal dari Provinsi Gyeongsang Utara, dan kebanyakan kematian disebabkan oleh longsor besar-besaran di area pegunungan yang menimbun rumah-rumah warga. (detik)