seputar-Beijing | Badai pasir besar melanda Tiongkok yang membuat kota kuno Jalur Sutra Dunhuang di barat laut Tiongkok dalam malapetaka. Badai pasir itu menyapu dinding bangunan tinggi hingga sekitar 100 meter di atas kota di Provinsi Gansu di tepi Gurun Gobi.
Badai pasir Tiongkok membuat langit menjadi berwarna kuning dan mengurangi jarak pandang hingga kurang dari 5 meter di beberapa area.
Melansir ABC News pada Selasa (27/7/2021), polisi lalu lintas setempat segera memberlakukan kontrol gerbang tol dan mengarahkan kendaraan yang terdampak badai pasir untuk meninggalkan jalan tol dan berhenti di rest area.
Badai pasir Tiongkok membuat lalu lintas macet dan lebih dari 400 penerbangan dari dua bandara utama ibu kota dibatalkan.
Beijing sebenarnya menghadapi badai pasir reguler pada Maret dan April karena dekat dengan Gurun Gobi, serta karena efek deforestasi dan erosi tanah di seluruh Tiongkok utara.
Sejauh ini, Tiongkok berusaha menanam pohon sekitar wilayah itu sebagai “tembok hijau besar” dalam upaya untuk menghalau debu yang masuk.
Negara komunis ini juga telah mencoba membuat koridor udara yang menyalurkan angin dan memungkinkan pasir dan polutan lainnya lewat lebih cepat.
Tindakan tersebut telah mengurangi intensitas badai pasir, tetapi perluasan kota dan industri telah memberikan tekanan konstan pada lingkungan di seluruh Tiongkok.
Dunhuang pernah menjadi garnisun perbatasan di Jalur Sutra yang sekarang dikenal dengan Gua Mogao, sebuah kompleks dengan 492 gua yang dihiasi dengan patung-patung Buddha dan lukisan dinding. (kompas)