seputar – Erftstadt | Banjir dahsyat yang melanda Jerman dan Belgia telah menewaskan setidaknya 170 orang pada Sabtu (17/7/2021). Sungai yang meluap dan banjir bandang yang melanda kedua negara itu telah merobohkan rumah-rumah, memutus jalan, dan aliran listrik.
Selama beberapa hari terakhir, banjir, yang sebagian besar melanda Negara Bagian Rhineland Palatinate di Jerman dan Rhine-Westphalia Utara dan Belgia timur, telah memutus aliran listrik dan komunikasi dari seluruh komunitas.
Berdasarkan keterangan kepolisian yang dilansir Reuters, sekira 143 orang tewas akibat banjir, bencana alam terburuk di Jerman dalam lebih dari setengah abad. Angka itu termasuk 98 orang di Distrik Ahrweiler, selatan Cologne.
Ratusan orang masih hilang atau tidak dapat dijangkau karena beberapa daerah tidak dapat diakses karena ketinggian air yang tinggi sementara komunikasi di beberapa tempat masih terputus. Penduduk dan pemilik bisnis berjuang untuk mengambil potongan-potongan di kota-kota yang porak poranda.
“Kami berduka dengan mereka yang kehilangan teman, kenalan, anggota keluarga,” kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier saat mengunjungi Erftstadt, Negara Bagian North Rhine-Westphalia yang juga terdampak.
“Nasib mereka mencabik-cabik hati kita,” katanya sebagaimana dilansir Reuters.
Steinmeier mengatakan akan memakan waktu berminggu-minggu sebelum kerusakan penuh, yang diperkirakan membutuhkan beberapa miliar euro dalam dana rekonstruksi, dapat dinilai.
Di Belgia, tercatat 27 orang tewas akibat bencana banjir, menurut pusat krisis nasional, yang mengoordinasikan operasi bantuan di negara itu. Sebanyak 103 orang dilaporkan hilang atau tidak diketahui keberadaannya.
Berdasarkan keterangan dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Frankfurt, sebanyak 11 keluarga warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak banjir di Bad Neuenahr-Ahrweiler, Erftstadt (Köln) dan Bad Bidendorf (Sinzig). Saat ini mereka dalam kondisi baik dan memiliki logistik yang cukup.(okezone)