seputar-Jakarta | Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyita 16 senjata api dari lokasi penangkapan tersangka teroris pegawai KAI berinisial DE (28) yang diduga terafiliasi jaringan ISIS.
Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan dari total 16 senjata tersebut, 5 di antaranya berjenis laras panjang dan sisanya laras pendek.
“Di antara senjata tersebut ada empat yang memang senjata pabrikan dan ada lima senjata yang dimodifikasi,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (15/8).
Aswin mengatakan tersangka memodifikasi senjata airsoft gun menjadi senjata api penuh. Selain itu, kata dia, penyidik juga menyita dua senjata jenis pen gun yang diperuntukkan dalam jarak dekat.
Kendati demikian, Aswin mengatakan pihaknya masih terus mendalami asal-usul senjata yang dimiliki DE. Termasuk soal apakah pelaku melakukan modifikasi senjata secara mandiri atau tidak.
“Masih kita dalami, kita lakukan pendalaman terkait masalah senjata itu terpisah,” jelasnya.
Serang Mako Brimob
Densus 88 Antiteror Polri menyatakan DE yang diduga terafiliasi jaringan ISIS sudah merencanakan aksi penyerangan ke Mako Brimob atau Mabes TNI.
Dalam keterangannya kepada penyidik, Aswin mengatakan DE mengaku bersemangat dan terinspirasi melakukan aksi amaliyah setelah melihat pemberontakan teroris di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
“Yang bersangkutan menjelaskan bahwa memang terinspirasi dan memiliki girah (semangat) setelah melihat aksi pemberontakan atau perlawanan di Mako Brimob,” ujarnya.
Setelahnya, Aswin mengatakan pelaku langsung melakukan pelbagai latihan untuk meniru aksi penyerangan tersebut. Tersangka DE, kata dia, juga telah merencanakan aksi penyerangan ke Mako Brimob Depok hingga kepada Mabes TNI.
“Memiliki rencana atau niatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob Kelapa Dua dan Mako Brimob Jawa Barat. Juga terhadap beberapa Markas Tentara yang sudah dikenali atau ditandai diprofiling oleh yang bersangkutan,” jelasnya.
Aswin menambahkan rencana penyerangan tersebut juga sejalan dengan peningkatan aktivitas yang dilakukan oleh DE di media sosial.
Ia mengatakan berdasarkan data yang ada, selama 3 minggu terakhir pelaku semakin intensif menyebarkan ajakan atau imbauan untuk melakukan aksi terorisme.
Aswin menyebut pesan tersebut bahkan disebarkan secara privat oleh pelaku DE dan diatur agar langsung terhapus setelah dibaca oleh penerima.
“Ini sedang kita dalami postingan-postingannya atau private message itu dikirim ke siapa saja,” tuturnya.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap karyawan BUMN berinisial DE selaku tersangka terorisme di Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (14/8) siang.
Aswin mengungkapkan DE terbukti terafiliasi dengan kelompok teror ISIS. Selama menjadi simpatisan ISIS, kata dia, DE aktif melakukan propaganda di media sosial.
“Aktif melakukan propaganda di media sosial dengan memberikan motivasi untuk jihad melalui media sosial Facebook,” jelasnya.
Dalam melaksanakan propaganda tersebut, Aswin mengatakan DE turut menyebarkan poster yang berisikan teks baiat kepada pemimpin ISIS Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Aswin jug mengatakan DE terbukti menyimpan sejumlah senjata api rakitan dan terlibat penggalangan dana untuk melakukan aksi teror.
Terakhir, DE juga merupakan Admin dan pembuat akun Telegram Arsip Film Dokumenter dan Breaking News yang berisikan kegiatan teror global yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia. (cnnindonesia)