seputar – Sibolga | Pelaku teror memakai kelewang atau parang membacok korbannya berhasil diungkap Polres Sibolga. Dua pelaku berinisial REC dan AYT diduga membacok Arpan Panjaitan (26), saat berada di lokasi wisata Hangar Pelabuhan Lama, Sibolga, pada 23 Januari 2021.
Polisi sudah menahan seorang pelaku, sementara seorang lagi status tahanan kota. Demikian disampaikan Arpan Panjaitan, Joko Pranoto Situmeang kepada wartawan dalam konferensi pers usai bertemu Kapolres di Mapolres Sibolga, Jalan Ferdinand Lumbantobing, Senin (30/08/2021).
Joko mengatakan, tindak pidana penganiayaan terhadap Arpan Panjaitan, warga Kelurahan Aek Muara Pinang, Kecamatan Sibolga Selatan, Sibolga, hingga mengalami luka bacokan pada bagian kepala terjadi pasca cekcok dengan seorang penguasa di Tapanuli Tengah, di Cafe Matahari Sibolga, Senin 18 Januari 2021.
“Salut dan bangga buat Kapolres AKBP Taryono Raharja yang baru sebulan lebih menjabat mampu mengungkap kasus besar ini, sebelumnya kita sudah pesimis,” kata Joko.
Joko berharap Polres Sibolga terus mengejar aktor intelektual di balik pembacokan Arpan Panjaitan.
Kapolres Sibolga AKBP Taryono Raharja, Senin (30/08/2021), membenarkan penangkapan REC dan AYT, diduga sebagai pelaku teror dengan cara membacok kepala Arpan Panjaitan.
“Betul, sudah kami amankan pelaku penganiayaan terhadap Arpan Panjaitan,” kata Taryono.
Ditanya apakah tindakan pelaku berdiri sendiri atau ada orang yang menyuruh? Taryono mengatakan, pihaknya sedang mendalami keterangan tersangka. “Masih kita dalami keterangan dari tersangka,” sebut mantan Kasubdit III/Umum Polda Sumut itu.
Sementara itu, Arpan Panjaitan yang ditanya wartawan saat konferensi pers di Mapolres Sibolga, memohon Kapolres untuk mengungkap kasus yang menimpanya dengan menangkap para pelaku. Dia juga mengaku masih merasa terancam hingga saat ini.
Selain pembacokan terhadap Arpan Panjaitan, ada 3 kasus teror yang menakutkan masyarakat di Tapanuli Tengah, yakni pembakaran mobil milik aktivis Carles Pardede, penganiayaan aktivis Prins Walles Tambunan dan penculikan Ametro Pandiangan.
Ketiga kasus teror yang sudah dilaporkan ke Polres Tapanuli Tengah itu, belum terungkap sampai sekarang.
Humas Polres Tapanuli Tengah, AKP H Gurning yang ditanya wartawan proses penanganan ketiga kasus tersebut, belum menjawab. Namun sebelumnya, perwira pertama kepolisian itu mengatakan kasus-kasus tersebut masih tahap lidik. (SIB)