seputar-Medan | Volume ekspor karet Sumatera Utara untuk pengapalan Juni 2022 mengalami peningkatan 41% menjadi 36.734 ton dibandingkan bulan sebelumnya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, terkait peningkatan ekspor ini diantaranya disebabkan peningkatan permintaan dari pabrik ban.
“Permintaan di akhir semester-1 biasanya untuk menjaga stok.Selain itu akibat adanya delay shipment pada Mei digeser ke Juni,” kata Edy di Medan, Senin (11/07/2022).
Begitupun sebut Edy, pada bulan Juli ini juga masih ada delay shipment. Sedangkan karet yang tertahan di kapal feeder Mathu Buhum sejak 4 Mei 2022 hingga kini belum ada kepastian kapan berlayar kembali.
Edy menjelaskan, total volume ekspor untuk semester-1 2022 sebesar meningkat 1,24% menjadi 189.605 ton dibandingkan semester-1 2021. Melihat perkembangan ini, ada potensi volume ekspor semeter-2 2022 juga membaik.
Adapun, negara tujuan ekspor bulan Juni sebanyak 31 negara, dimana Rusia belum juga termasuk di dalamnya. Adapun 5 negara tujuan ekspor utama karet Sumut adalah : 1) Jepang (26,46%), 2) Brazil (11,21%), 3) USA (9,77%), 4) Turki (7,79%), dan 5) China (7,63%).
Menurutnya, akhir semester-1 atau awal semester-2 biasanya akan ada peningkatan permintaan dari pabrik ban untuk menambah stok. Permintaan ini mungkin saja dialihkan ke negara produsen lainnya yang lebih menguntungkan, baik dari sisi produksi maupun harga.
Harga karet rata-rata untuk TSR20 pada Juni 2022 FOB Singapura adalah 163.92 sen AS per kg atau naik 2,06 sen dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya. Harga penutupan pada 8-Jul sebesar 160,5 sen.
“Harga ini tergolong rendah dan masih jauh dari level renumerative untuk petani karet, yakni 2,5 USD,”ungkap Edy.(Siong)