seputar-Medan | Neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara (Sumut) bulan September 2021 mengalami surplus sebesar US$644,96 juta turun 6,84 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$692,29 juta. Jika neraca perdagangan luar negeri Sumut bulan September 2021 dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar 49,75 persen yaitu dari US$430,70 juta pada bulan September 2020 menjadi US$644,96 juta di bulan September 2021.
Surplus neraca perdagangan luar negeri Sumut dengan negara mitra utama selama bulan September 2021 berturut-turut adalah senilai US$91,73 juta dengan Amerika Serikat, senilai US$77,70 juta dengan India, senilai US$43,85 juta dengan Rusia, senilai US$41,80 juta dengan Jepang, senilai US$35,62 juta dengan Belanda, dan senilai US$1,57 juta dengan Brazil.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi kepada awak media saat paparan bulanan melalui kanal Youtube, (1/11/2021).
” Sedangkan defisit perdagangan luar negeri Sumut terjadi dengan Argentina senilai US$24,41 juta, dengan Malaysia senilai US$18,88 juta, dengan Singapura sebesar US$11,70 juta dan dengan Australia senilai US$11,58 juta,” kata Syech Suhaimi.
Nilai Impor
Dalam paparannya, Syech Suhaimi juga menjelaskan, dari total impor Sumut pada September 2021 sebesar US$401,46 juta, impor bahan baku/penolong memberikan peran terbesar, yaitu sebesar 82,17 persen dengan nilai US$329,86 juta, diikuti oleh impor barang konsumsi sebesar 10,59 persen (US$42,51 juta), dan impor barang modal sebesar 7,24 persen (US$29,09 juta).
“Nilai impor bulan September 2021 dibanding bulan Agustus 2021, barang modal turun sebesar 40,82 persen, bahan baku/penolong turun sebesar 10,35 persen dan barang konsumsi turun sebesar 9,80 persen,” imbuhnya.
Menurutnya, nilai impor terbesar bulan September 2021 berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar US$54,42 juta, diikuti mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$36,58 juta. Dibandingkan bulan Agustus 2021, nilai impor untuk sepuluh golongan barang pada bulan September 2021 mengalami penurunan sebesar US$29,88 juta atau 10,36 persen. Demikian untuk golongan barang lainnya mengalami penurunan sebesar US$32,89 juta (-18,70%).
Jika dibandingkan dengan periode Januari – September 2020, kenaikan impor periode Januari – September 2021 terbesar terjadi pada golongan bahan bakar mineral sebesar US$265,24 juta (120,34%) diikuti golongan ampas/sisa industri makanan sebesar US$105,41 juta (41,29%). Sedangkan yang mengalami penurunan nilai impor adalah golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar US$3,19 juta (-0,84%).
Syech Suhaimi menambahkan, periode Januari – September 2021, nilai impor untuk sepuluh golongan barang utama naik sebesar US$717,72 juta (41,33%) dibanding periode yang sama tahun 2020, golongan barang lainnya juga naik sebesar US$134,06 juta (11,34%).
Peran impor untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari – September 2021 mencapai 65,09 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar 12,88 persen diikuti golongan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 9,99 persen dan ampas/sisa industri makanan sebesar 9,57 persen.
Dari total nilai impor Sumatera Utara sebesar US$401,46 juta pada bulan September 2021, sebesar US$140,53 juta (35,00%) berasal dari Asia di luar Asean, sebesar US$106,05 juta (26,42%) berasal dari ASEAN dan sisanya berasal dari kawasan lainnya.
Negara pemasok barang impor terbesar pada September 2021 adalah Tiongkok sebesar US$104,15 juta (25,94%), diikuti Malaysia sebesar US$54,82 juta (13,65%) dan Thailand sebesar US$27,85 juta (6,94%).
Selama periode Januari – September 2021 kesepuluh negara asal utama memberikan peran sebesar 82,40 persen terhadap total nilai impor melalui Sumut sedangkan sisanya besar 17,60 persen berasal dari negara lainnya. Nilai impor dari 10 negara utama naik sebesar 35,64 persen dibandingkan periode Januari – September 2020. (Siong)