seputar- Medan I Selama masa pandemi ini setiap masyarakat diharapkan tidak menanggung dan mengambil risiko sendiri. Selama pandemi Covid-19 belum berakhir maka dibutuhkan perlindungan atau asuransi.
“Di AXA Mandiri kami lebih dari sekedar memberi perlindungan. Sebab berfokus pada asuransi jiwa dan kesehatan. Jadi, nasabah bisa menggunakan asuransi sebagai pengganti biaya perawatan kesehatan, UP meninggal dunia, atau persiapan keuangan jangka panjang,” kata Head of Corporate Communication & Event Management PT AXA Mandiri Financial Services, Luile Sawitri dalam Diskusi Media Forum Jurnalis Peduli Covid-19 dengan tema Dalam Upaya Pencegahan dan Proteksi Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19, Jumat (16/10).
Dalam kegiatan diskusi virtual melalui aplikasi zoom itu Luile Sawitri juga memaparkan, selama pandemi ini, nasabah bisa melakukan telekonsultasi gratis, ketahanan mental dan layanan kesehatan dengan pihaknya.
“Kami telah bekerja sama dengan platform kesehatan online untuk memberikan layanan konsultasi gratis, pengantar obat ke rumah, tes lab di rumah, pengingat pengobatan, pemesanan janji temu dengan dokter. Bahkan klaim kesehatan melalui whatsapp dan banyak lagi,” tutur Luile.
Dikatakannya, PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) hingga kini telah membayarkan klaim nasabah yang terkena Covid-19 hingga Rp13 miliar.
Sementara itu, dalam diskusi tersebut juga di hadirkan Ketua Tim Covid-19 UMSU dr. Siti Masliana Siregar, SpTHT-KL (K) (Konsultan Rinologi) dan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, dr. Mardohar Tambunan M.Kes.
Menurut dr Siti sejauh ini situasi Covid-19 yang muncul berdasarkan klaster-klaster baru dimana pasien memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sudah dianggap biasa. Selama ini keluhan pasien yang datang padanya merupakan pasien Covid-19 tanpa bergejala yang selalu berkaitan dengan bagian hidung.
“Kasus terbanyak itu yakni hilangnya penciuman yang diikuti riwayat pasien demam. Nah, ketika di swab sekitar 50%-70% itu konfirmasi positif Covid-19,” papar dokter Siti.
Kendala saat ini, yakni di Indonesia sangat mahal pemeriksaan swab. Sehingga pasien yang ringan tadi enggan melakukan swab.
“Seperti kita ketahui hampir semua provinsi atau kabupaten terkena kasus Covid-19 tepatnya ada 34 provinsi yang sudah memiliki kasus Covid-19. Indonesia bahkan menempati yang terbanyak kedua di Asia setelah India. Jadi saat ini yang perlu dipikirkan adalah resiko menularkan pada orang lain bagaimana ini bisa kita cegah,” sebutnya.
Sementara dr. Mardohar Tambunan M.Kes mengatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Medan.
Kini untuk sistem juga sudah berubah yang dulunya orang sakit saja yang pakai masker sekarang tidak, seluruh masyarakat wajib pakai masker. Sebanyak 41 puskesmas yang ada di Kota Medan juga telah digiatkan.
“Kita bentuk tim gerak cepat untuk melakukan kegiatan melalui petugas-petugas yang terlatih. Kita juga membeli rapid test, serta bekal logistik lainnya untuk puskesmas. Lokasi perkuburan untuk pasien yang meninggal karena Covid-19. Saat ini Kota Medan membuat Peraturan Wali Kota No 27 guna menerapkan adaptasi kehidupan baru hal ini untuk meningkatkan kesehatan dan ekonomi dan melakukan edukasi prilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air sabun serta menjaga jarak,” tuturnya.(Siung).