seputar-Medan | Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara secara kumulatif mengalami rebound dari tahun sebelumnya seiring meluasnya vaksinasi, serta terkendalinya Covid-19 dan perkembangan sektor eksternal yang mendukung.
“Hingga triwulan III, ekonomi Sumut tumbuh positif didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, perbaikan konsumsi, serta mulai membaiknya investasi,” kata Soeko pada kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 di Medan, Rabu (24/11/2021).
Soko menjelaskan, sumber pertumbuhan ekonomi ini terutama akibat permintaan eksternal yang tumbuh tinggi seiring perbaikan ekonomi dari negara mitra dagang utama.
Dari sisi penawaran, membaiknya mobilitas masyarakat dan perekonomian berdampak pada meningkatnya kinerja di hampir seluruh lapangan usaha utama. Sektor perdagangan bahkan mencatat pertumbuhan tertinggi di antara Lapangan Usaha (LU) lainnya.
Selain itu, berbagai program pemulihan ekonomi nasional dan stimulus Pemerintah sebagai jaring pengaman sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja, subsidi listrik, program KUR, dan insentif lainnya seperti insentif PPnBM, dan belanja pemerintah turut berperan dalam perbaikan sektor ini.
Dari sisi perkembangan harga, imbuh Soeko, inflasi Sumut tahun 2021 tetap terjaga di tengah pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi. Hingga Oktober, inflasi Sumut tercatat relatif rendah sebesar 1,86 persen secara tahunan.
” Melalui sinergi dan koordinasi serta partisipasi aktif Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, kami dengan bangga menyampaikan bahwa TPID Provinsi Sumut meraih penghargaan nasional sebagai TPID Terbaik untuk wilayah Sumatera pada TPID Awards 2020,” ucap Soeko.
Tantangan Tahun 2022
Dalam kesempatan itu Soeko juga menyampaikan, ditengah optimisme perbaikan ekonomi pada 2022, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu perhatian besar yaitu:
- Risiko terkait perkembangan COVID-19 perlu terus diwaspadai. Potensi munculnya varian baru COVID-19 ditengah progress vaksinasi yang belum mencapai target herd immunity berpotensi menahan momentum recovery ekonomi.
- Isu perubahan iklim global menjadikan penerapan green economy perlu menjadi perhatian sehingga berdampak pada strategi menjaga kelangsungan produksi pertanian dan perkebunan di Sumatera Utara.
- Seiring dengan meningkatnya permintaan global terkait komoditas ekspor Sumatera Utara, perlu adanya kesiapan industri agar lebih kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis dari negara pesaing.
- Koordinasi antar kabupaten, kota, serta provinsi untuk menciptakan aglomerasi industri masih perlu ditingkatkan agar dapat berdampak pada peningkatan ekonomi daerah yang lebih besar. Hal ini membutuhkan adanya investor yang mampu mendukung proses pengembangan industri.
- Terkait optimalisasi kinerja fiskal. Kondisi geografis yang bervariasi berimplikasi pada tantangan disparitas perekonomian antar daerah yang cukup besar. Dengan tingkat kemandirian fiskal yang belum optimal dan refocusing anggaran, serta ruang gerak fiskal terbatas diperlukan adanya strategi re-prioritasi kebijakan anggaran.
- Membaiknya pendapatan masyarakat dan kenaikan harga komoditas yang berpotensi pada tekanan inflasi kedepan perlu mendapat perhatian. Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penghasil utama CPO, hendaknya dapat menyeimbangkan pasokan barang kepada masyarakat khususnya minyak goreng, sehingga turut mengurangi beban masyarakat.
- Pengembangan pariwisata di Sumatera Utara sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi masih perlu ditingkatkan, baik dari aspek Amenitas, Atraksi, Aksesibilitas, Promosi, dan Pelaku Usaha (3A, 2P).
- Upaya pemulihan sektor prioritas Sumatera Utara masih memerlukan dukungan pembiayaan dari perbankan. Dengan berbagai tantangan yang ada, Sumut perlu terus menguatkan sinergi, membangun optimisme akselerasi pemulihan ekonomi melalui delapan rekomendasi strategi penguatan.
Rekomendasi Strategi
Dengan berbagai tantangan yang ada, papar Soeko, Sumut perlu terus menguatkan sinergi, membangun optimisme akselerasi pemulihan ekonomi melalui delapan rekomendasi strategi penguatan yaitu:
- Terkait dengan upaya pencapaian herd immunity guna mendukung pemulihan ekonomi Sumatra Utara, maka percepatan dan perluasan vaksinasi perlu terus didorong dengan tetap mensosialisasikan penerapan disiplin protokol kesehatan.
- Terkait dengan isu green economy, strategi yang perlu ditindaklanjuti bersama adalah percepatan pelaksanaan bantuan pengurusan ISPO bagi petani sawit, pengembangan food estate, dan integrated farming, sebagai upaya menjaga sustainabilitas produksi.
- Hilirisasi industri komoditas utama perlu terus didorong, antara lain dengan kemudahan izin berusaha pendirian pabrik, optimalisasi kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri, serta mendorong pengembangan sarana prasarana ekspor di pelabuhan kuala tanjung dan belawan.
- Perlu adanya pemetaan komoditas dan industri potensial yang melibatkan kerja sama antar kabupaten/kota dalam satu rantai pasok sehingga mampu menjadi embrio pengembangan aglomerasi di Sumut. Selain itu, penguatan iklim investasi untuk mendukung pengembangan industri perlu terus ditingkatkan, salah satunya dengan promosi investasi melalui gerak aktif dari North Sumatra Invest (NSI).
- Mendorong pemanfaatan alternatif pembiayaan yang inovatif untuk pembangunan daerah, antara lain melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan optimalisasi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang berfokus pada investasi di proyek infrastruktur. Ke depan, terdapat potensi sumber pembiayaan, salah satunya melalui skema sekuritisasi asset.
- Memperkuat program kerja TPID dalam peta jalan pengendalian inflasi melalui program 4K dan Pekan Horas Tani. Lebih lanjut, berdasarkan kajian Neraca Bahan Makanan Sumut yang telah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa perlu penanganan khusus untuk setiap komoditas yang saling terintegrasi dari sisi hulu maupun hilir.
- Perlunya koordinasi antar stakeholder dalam mendukung perluasan pembukaan aktivitas pariwisata berbasis CHSE. Pariwisata alam dan kuliner yang memanfaatkan partisipasi masyarakat adat perlu terus didukung dengan peningkatan aksesibilitas, kesiapan ekosistem pariwisata, serta peningkatan guality tourism.
- Perlu terus didorong upaya pembiayaan dari perbankan terhadap kegiatan usaha secara case by case yang mempunyai prospek berkembang dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian.
” Kami berharap NSI semakin berperan dalam meningkatkan investasi di Sumut dengan peran aktif anggota baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” harap Soeko.
Untuk mendukung rekomendasi dan sebagai bagian dari transformasi digital, baik di pemerintah maupun swasta, Soeko berharap program perluasan digitalisasi daerah dapat semakin terakselerasi dengan terbentuknya TP2DD di seluruh kabupaten/kota.
Dalam mencapai upaya tersebut di atas, papar Soeko, diperlukan sinergitas lintas instansi yang kokoh dari berbagai pihak antara lain Bank Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten/Kota, jajaran Forkopimda, OJK, Kantor Wilayah Kementerian Keuangan Provinsi Sumut, BPS, perbankan, serta seluruh pihak yang ikut mengawal pemulihan ekonomi daerah. (Siong)