seputar-Medan | Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut , Muhammad Pintor Nasution mengatakan, hingga kini jumlah investor Pasar Modal di Sumatera Utara (Sumut) masih terus bertambah. Pada bulan Januari tercatat dari 97.635 pemegang SID (single investor identification (SID)/nomor tunggal identitas investor Pasar Modal Indonesia kini sudah menjadi 138.455 SID pada Agustus 2021.
“Hingga Agustus 2021 sudah tembus 138.455 investor. Meski pandemi Covid-19, jumlah investor di Sumut terus naik. Ini menjadi kabar gembira bagi kita,” kata Pintor pada acara workshop wartawan daerah Medan secara virtual, Kamis (23/9/2021).
Menurut Pintor, peningkatan jumlah investor itu mengindikasikan semakin dikenal dan dipercayainya Pasar Modal sebagai salah satu tempat investasi dan termasuk sumber pembiayaan. Apalagi, katanya, peningkatan jumlah investor milenial (18-25 tahun) juga semakin tinggi atau tercatat sudah sebanyak 52.580.
“Investor dari kalangan pelajar dan mahasiswa itu sudah 21 persen atau nomor dua terbesar setelah dari kalangan pegawai swasta yang 39 persen,” katanya.
Pintor menambahkan, BEI Sumut terus berupaya menjaring kalangan milenial untuk menjadi investor di Pasar Modal. Yang lebih menggembirakan BEI kini sudah mulai meningkatnya transaksi di Pasar Modal sejak terus melandainya dampak pandemi Covid-19 dan terkoreksi.
“Setelah terjadi penurunan jumlah nilai transaksi sejak Februari atau tinggal sebesar Rp24,949 triliun dari posisi Januari yang sudah Rp40,909 Triliun dan terus turun menjadi Rp9, 408 Triliun di Mei, maka mulai Juni sudah naik,” sebut Pintor.
Pintor menilai, penurunan nilai transaksi pada Februari hingga Mei, juga pengaruh sudah mencapai puncaknya transaksi di Januari yang sebesar Rp40, 909 Triliun.
“Tapi setelah turun atau terkoreksi, maka transaksi di pasar modal mulai Mei sudah naik,” katanya sembari menambahkan dari Rp9, 408 Triliun posisi Mei, maka di Juni sudah Rp14,987 Triliun dan Juli menjadi Rp15,051 Triliun serta pada Agustus Rp17, 482 Triliun.
Sebelumnya Kepala Unit Pengembangan Wilayah 1 BEI, Rachma Handayanie menyampaikan, kemajuan teknologi dan informasi turut berperan besar terhadap perkembangan Pasar Modal Indonesia. Dengan adanya kemajuan teknologi dan informasi, peningkatan kesadaran, literasi dan inklusi terkait pasar modal kepada masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah, lebih murah serta lebih transparan dan kredibel.
“Keterbatasan mobilitas yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 juga membuat perdagangan jarak jauh berbasis online menjadi pilihan utama masyarakat dunia saat ini. Online trading yang telah lebih dahulu diterapkan di Pasar Modal Indonesia telah menjadi sangat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan penerapan pada era new normal saat ini,” tutur Rachma.
Rachma menjelaskan, pertumbuhan investor dalam negeri yang sangat signifikan di sepanjang tahun lalu juga perlu diimbangi dengan masifnya sosialisasi dan edukasi kepada para investor pemula maupun calon investor. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai produk investasi, Pasar Modal juga memiliki risiko bagi setiap investor.
“Disinilah pentingnya pembekalan ilmu bagi para investor, agar para investor dapat mengelola risiko ketika berinvestasi di Pasar Modal Indonesia,” ungkapnya.
Rachma menjelaskan, per tanggal 23 September 2021 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 750 emiten, dengan penambahan new listing tahun 2021 sebanyak 38 emiten. Perusahaan yang berasal dari Sumatera Utara sebanyak 11 emiten, yaitu 9 emiten saham dan 2 emiten obligasi.
Total SID termasuk saham, obligasi dan reksadana per Agustus 2021 sebanyak 6.022.826, jumlah SID saham sebanyak 2.664.875. Total SID termasuk saham, obligasi dan reksadana Sumut sebanyak 287.599, jumlah SID saham sebanyak 138.455, dengan penambahan jumlah SID tahun 2021 sebanyak 53.188. Jumlah transaksi sebanyak 427T, jumlah transaksi Sumatera Utara 17 Triliun.
“BEI juga memiliki Galeri Investasi sebanyak 535 di seluruh Indonesia, sebanyak 14 Galeri Investasi BEI di Sumatear Utara,” sebut Rachma. (Siong)