seputar – Jakarta | Harga emas Antam semakin meninggalkan level Rp 1 juta per gram. Berdasarkan informasi situs perdagangan Logam Mulia Antam, harga emas batangan mencapai Rp 940.000 per gram pada hari Sabtu (13/2) kemarin.
Tak hanya emas Antam, harga emas dunia di pasar spot juga masih di area merah, yakni US$ 1.824 per troy ounce (toz).
Berikut 3 hal yang perlu diketahui terkait harga emas yang semakin meninggalkan level Rp 1 juta/gram:
1. Penyebab Harga Emas Menjauh dari Rp 1 juta/gram
Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan, pelemahan harga emas di akibatkan oleh aksi taking profit dari para pelaku pasar setelah memecahkan rekor kenaikan hingga 2,59% dari awal pekan lalu.
Baca juga:
Harga Emas Antam Bisa Makin Jauh dari Rp 1 Juta, Jadi Berapa?
Selain itu ia melihat para pelaku pasar mulai meninggalkan emas dan beralih ke dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, indeks dolar AS menguat ke 90,7.
“Investor global cenderung memburu dolar AS ketimbang mata uang negara mitra dagang utamanya karena khawatir akan risiko perekonomian di negara selain AS tersebut,” kata Dikki kepada detikcom.
2. Harga Emas Diprediksi Bakal Semakin Turun
Menurut Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono, penurunan harga emas masih terbuka dalam beberapa pekan ke depan. Namun, penurunan harga emas diprediksi tak akan menyentuh di bawah Rp 900.000/gram.
“Potensi turun dari Rp 940.000/gram masih terbuka meski sudah lebih kecil ketimbang potensi naik ke depannya. Kalau pun turun, level support emas pecahan 1 gram tidak akan di bawah Rp 900.000/gram,” kata Suluh ketika dihubungi secara terpisah.
Kembali ke Dikki, ia juga memprediksi harga emas masih turun, terutama di pekan depan.
“Senin kan Amerika Serikat (AS) masih libur ya, Washington Birthday. Jadi kemungkinan akan ada koreksi lagi tes di level US$ 1.800/toz kalau pasar sudah buka. Jadi minggu depan trennya zona merah,” kata Dikki.
Ia mengatakan, dalam waktu yang lebih lama memang harga emas berpotensi naik kembali di level US$ 1.900/toz, atau pada emas batangan Rp 1 juta/gram. Namun, hal itu diprediksi tak terjadi dalam waktu dekat.
“Kalau di emas sendiri tergantung pertama dolar AS, kedua permintaan terhadap emas tersebut. Kalau misalnya Rp 1 juta/gram atau US$ 1.900/toz kemungkinan takes time, nggak mungkin minggu depan langsung naik,” tegas Dikki.
Pendapat Dikki senada dengan Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono. “Secara medium and long term emas dunia dan emas Antam masih akan naik,” ujarnya.
3. Saatnya Beli atau Jual?
Wahyu sendiri memprediksi harga emas kembali naik akan membutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab itu, pada penurunan yang terjadi saat ini, menurut Wahyu adalah kesempatan untuk membeli.
“Jadi koreksi adalah peluang untuk buy on weakness,” tutur Wahyu.
Dikki juga berpendapat hal tersebut. Menurutnya, jika emas Antam sudah menyentuh level Rp 900.000-an, maka lebih baik untuk membeli ketimbang menjual.
“Kemarin Antam tutup Rp 940.000/gram. Kalau di Antam areanya kan dijaga di Rp 1 juta/gram. Nah kalau sudah di level Rp 900.000-an, sudah waktunya beli. Harga emas kan terhitung turun, nah ini sudah bagus untuk beli,” imbuh Dikki.
Menambahkan Dikki, Suluh menyarankan untuk membeli emas Antam dalam pecahan besar, misalnya 10 gram yang saat ini dijual Antam seharga Rp 8.895.000. Pasalnya, masyarakat akan menerima harga yang lebih rendah.
“Tentu lebih baik beli ketimbang jual di saat harga rendah seperti saat ini, mengingat buyback Antam memiliki spread lebar. Disarankan beli pecahan lebih besar seperti 10 gram untuk mendapatkan harga per gram lebih rendah, yakni Rp 893.000/gram,” pungkas dia.(detikfinance)