seputar – Medan I Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menyatakan, ditutupnya sejumlah gerai KFC di Tanah Air menjadi kabar buruk untuk saat ini.
“Dikarenakan selama pandemik seperti sekarang ini, kita tengah berupaya agar ekonomi tetap berjalan dan penyerapan tenaga kerja tetap terjadi. Namun yang datang justru sebaliknya, banyak karyawan yang harus di rumahkan tanpa mendapat 100% hak yang seharusnya mereka dapatkan saat kondisi normal,”kata Gunawan di Medan, Jum’at (22/5).
Gunawan menilai, penutupan gerai ini berimbas dari banyaknya pusat perbelanjaan yang tutup menjadi salah satu pemicunya.
Multiplier efek lainnya dari penutupan ini akan memicu terjadinya pelemahan daya beli, penambahan jumlah pengangguran, yang nanti berujung kepada beban bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Padahal berdasarkan hasil pantauan dirinya belakangan ini, pusat perbelanjaan dalam sepekan terakhir ini justru mengalami lonjakan pengunjung.
“Peningkatannya sangat signifikan. Bahkan masyarakat terlihat bebas, di lapangan seperti tidak terjadi apa-apa terkait mewabahnya COVID-19. Masyarakat dengan antusias melakukan belanja di pusat perbelanjaan,” ungkapnya
Begitupun sebut dia, ini hanya tangkapan kecil dari apa yang dilihatnya. Dirinya belum lebih mendalam menganalisis apakah kunjungan ini juga mendongkrak omset penjualan setiap toko yang ada di dalamnya.
“Menurut hemat saya, sekalipun ada kunjungan yang banyak di sejumlah pusat perbelanjaan. Akan tetapi, saya menilai masyarakat masih selektif dan cenderung membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sandang maupun kebutuhan bahan pokok,” tandasnya.
Gunawan menduga belanja masyarakat untuk wisata kuliner di pusat perbelanjaan berkurang. Karenanya langkah yang diambil pihak KFC juga dilakukan oleh banyak usaha kuliner lainnya.
“Kesan yang muncul memang berbeda dengan apa yang terlihat. Dan kebijakan yang diambil pemerintah terkesan setengah setengah,” ujarnya.
Gunawan menyatakan, pemerintah masih belum sepenuhnya decesif dalam menentukan apakah akan membuka seluas-luasnya aktifitas ekonomi masyarakat atau memberlakukan PSBB di sejumlah wilayah.
“Ini memang bukan pilihan gampang. Tetapi perkembangan di lapangan belakangan ini memperlihatkan jika pemerintah juga gamang dalam menetapkan arah kebijakannya. Memilih ekonomi atau terus berperang melawan pandemik,”tuturnya.
Seperti diketahui pandemi Covid-19 membuat 115 gerai KFC tutup sementara. Berkaitan dengan itu, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) selaku pemegang merek makanan cepat saji itu merumahkan 4.988 karyawannya.
Dikutip dari idx.co.id, Kamis (21/5), selain karyawan dirumahkan, 4.847 karyawan juga terkena dampak pemotongan gaji hingga 50% dan dampak lainnya yang diakibatkan pandemi virus Corona.
Perusahaan Fast Food Indonesia mengakui bisnis mereka terganggu oleh COVID-19. Manajemen memperkirakan penghentian/pembatasan operasional mencapai tiga bulan.
“Hingga saat ini terdapat 115 gerai perseroan yang ditutup karena mal/plaza dinyatakan harus tutup karena dampak COVID-19 di berbagai kota di Indonesia bukan hanya di Jakarta,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen.
Mereka memperkirakan penurunan pendapatan dan laba akibat kondisi pandemi COVID-19 sebesar 25-50%. Pihaknya pun sangat mengharapkan semua jenis pelayanan sudah dapat dibuka, termasuk dine-in atau makan di tempat, walaupun ada pembatasan kapasitas pelanggan di dalam gerai.
Untuk sementara, di tengah pandemi virus Corona, pihaknya hanya memberikan layanan take-away, home delivery, drive-thru, dan online order.
“Perseroan menjalankan beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan semaksimal mungkin dengan cara menyediakan menu dengan harga terjangkau dan cara-cara untuk memperluas jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan,” tambahnya. (R02/DTC)