seputar – Medan I PT Bank Mestika Dharma Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) serta paparan publik tahun 2020 di Medan, Selasa (18/08/2020).
Achmad Kartasasmita selaku Presiden Direktur Perseroan menyampaikan rencana jangka panjang perseroan menuju Bank BUKU 3.
Rencana itu sebagai bentuk upaya perseroan agar dapat terus menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara sebagai satu-satunya Bank Swasta Nasional yang berkantor pusat di Kota Medan.
“Salah satu rencana jangka panjang Perseroan adalah memperkuat struktur permodalan menjadi Rp.5 triliun dalam usaha mempersiapkan diri menjadi Bank BUKU 3 dengan cara organic growth yang ditargetkan sebelum tahun 2028,” kata Achmad.
Adapun Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam kegiatan RUPSLB dan RUPST yaitu: Presiden Direktur : Achmad S. Kartasasmita, Wakil Presiden Direktur Hendra Halim, Direktur Kepatuhan Andy, Direktur Operasional Harun Ansari, Direktur Umum Yusri Hadi, Presiden Komisaris Witarsa Oemar, Komisaris Indra Halim, Komisaris Independen Katio dan Gardjito Heru.
Menurutnya, kini Bank Mestika sudah berhasil melipatgandakan asset dari sekitar Rp5,8 triliun pada 2010 menjadi hampir Rp13 triliun.
“Kini sudah saatnya bagi Bank Mestika mencoba mengejar untuk menjadi bank yang lebih besar lagi,”sebutnya.
Karenanya, tahun ini tidak ada pembagian deviden sebab pihaknya membutuhkan modal untuk membangun bisnis kami yang lebih baik dan menambah modal untuk menjadi Bank BUKU 3.
“Kita perlu membangun sistem teknologi informasi, menyangkut teknologi digital agar tidak ketinggalan dengan bank-bank yang lain,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Achmad juga memaparkan, kinerja Perseroan di akhir tahun juga terkontrol dengan baik.
“Dilihat dari kinerja keuangan tahun 2019 ditutup dengan baik asset perusahaan menjadi Rp12,9 triliun atau meningkat 6,6% dibanding tahun 2018,”kata Achmad Kartasasmita.
Untuk penyaluran kredit lanjut Achmad, tumbuh sebesar 7,1% atau sebesar Rp7,791 triliun. Sedangkan penghimpunan dana tumbuh sebesar 6%.
” Untuk laba kita mengalami penurunan sebesar 6 persen,” sebutnya.
Menurutnya, laba perusahaan tahun 2019 sebesar Rp247,57 miliar, turun dibanding tahun 2018 yang mencapai Rp265,85 miliar.
Penurunan ini karena adanya kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Perseroan
“Dari sisi rasio keuangan, NPL nett sebesar 0,63% menandakan bahwa di tengah pelemahan ekonomi tahun 2019 jumlah debitur bermasalah tidak bertambah secara signifikan.
ROA (Return On Assets) juga masih dalam kisaran yang dapat diterima, karena lebih tinggi dari rata-rata ROA perbankan Nasional yang berada di angka 2,47%,” ujarnya.
Sementara itu, NIM (Net Interest Margin) yang bertahan pada posisi 6,4%, disebabkan oleh strategi pengelolaan asset dan liabilitas dan penetapan suku bunga dan likuiditas Perseroan yang berjalan dengan baik.
Menurutnya, di tengah tekanan pasar yang menghendaki agar perbankan menurunkan bunga pinjaman, menjaga NIM agar tetap konstan adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan, serta BOPO dan LDR juga terjaga dibawah rata-rata Perbankan Nasional.
Sekretaris Perusahaan Suharto Kurniawan menyampaikan, pelaksanaan RUPSLB dan RUPST dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Selain itu, ruang rapat jajaran direksi berbeda dengan ruang rapat peserta dan menggunakan video conference.
Dalam rapat tersebut salah satunya adalah pengangkatan kembali Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dan hal-hal terkait kewajiban Perseroan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.(Siung)