seputar-Aceh | Plt Kepala BPBD Aceh Utara Murzani mengatakan kondisi banjir yang melanda di daerah itu semakin parah dan sudah merendam 14 kecamatan termasuk ibu kota Kabupaten Aceh Utara. Sebanyak 24.332 jiwa warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda sejak Sabtu (1/1/2022). Para pengungsi tersebar di 108 desa di kabupaten tersebut.
14 kecamatan yang hingga kini terendam banjir ialah Kecamatan Dewantara, Sawang, Banda Baro, Cot Girek, Matangkuli, Pirak Timu, Lhoksukon, Samudera, Tanah Luas, Langkahan, Kuta Makmur, Geureudong Pase, Syamtalira Aron dan Paya Bakong.
“Total sekitar 1.111 unit rumah terendam. Jumlah warga yang mengungsi akibat banjir 24.332 jiwa,” kata Murzani kepada wartawan, Senin (3/1/2021).
Masing-masing pengungsi tersebar di Kecamatan Lhoksukon 14.945 jiwa, Matangkuli 1.280, Tanah Luas 3.302, Cot Girek 116 KK, Samudera 303 KK, Langkahan 1.292 dan Kecamatan Kuta Makmur sebanyak 200 jiwa pengungsi.
Pihaknya belum merinci berapa kerugian materi yang disebabkan banjir tersebut. Sedangkan, banjir di beberapa lokasi hingga saat ini mulai surut.
Murzani mengatakan penyebab banjir bukan hanya akibat curah hujan yang tinggi saja, melainkan karena beberapa tanggul penyangga di wilayah itu jebol. “Kalau di Lhoksukon itu banjir akibat jebolnya tanggul Krueng Peuto,” ucapnya.
Sementara akibat banjir tersebut seorang remaja yang berusia 12 tahun meninggal dunia karena terseret arus banjir dan masuk ke dalam saluran irigasi. Korban ditemukan kemarin sore oleh petugas SAR dibantu TNI-Polri.
Pihak BPBD Aceh Utara saat ini sudah mendirikan tenda darurat di lokasi pengungsian dan mendistribusikan bantuan untuk keperluan makanan para warga yang terdampak banjir. (cnnindonesia/gus)