seputar – Medan | Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Agus Fatoni melepas ekspor perdana kerupuk kulit ikan patin sebanyak 2.500 kg produksi UMKM ke Malaysia. Agus berharap hal ini dapat mendorong UMKM lain untuk memanfaatkan peluang ekspor di pasar global yang besar.
“Saya harap ekspor ini kita perbesar, yang lain (UMKM) harus menyusul, kita harus digital go internasional. Memang pasar lokal kita besar sekali, tapi jangan lupa pasar ekspor global, kalau kita lihat ekspor cukup besar,” kata Agus di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Medan I, Rabu (3/7/2024).
Agus Fatoni menilai pasar lokal mempunyai peluang yang cukup besar dalam mengekspor. Harapannya, ekspor produk UMKM dari Sumut ke depan semakin besar, terutama dengan memanfaatkan teknologi digital.
Oleh karena itu, dia terus berupaya untuk menaikkan kelas UMKM di Sumut, di antaranya dengan membantu permodalan, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bahkan gencar melakukan promosi.
“Upaya ini akan kita lakukan dan terus perkuat,” kata Fatoni.
Agus menjelaskan bahwa Sumut memiliki potensi perikanan yang dapat diambil UMKM. Saat ini, terdapat 1,16 juta UMKM Sumut yang menyerap tenaga kerja sebesar 80% dari total jumlah tenaga kerja. Pada sektor perikanan, Sumut memiliki lahan budidaya ikan sebesar 138 ribu hektare dengan produksi 163 ribu ton.
Sementara itu, kata Agus, produksi ikan patin Sumut sendiri sebesar 11 ribu ton. Sedangkan volume ekspor perikanan Sumut, pada bulan Januari hingga Mei 2024 mencapai 62 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 293 juta.
“Jadi, perikanan Sumut ini potensinya sangat besar, UMKM yang mengolah produksi perikanan Sumut masih sangat kecil,” ujarnya.
Sekretaris Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Hari Maryadi menjamin produk ikan patin yang diekspor telah sesuai dengan standar mutu ekspor. Ini dikarenakan hal tersebut merupakan poin penting sebelum melakukan ekspor barang.
Hari mencontohkan produk yang masuk Uni Eropa harus dipastikan mutunya mulai dari pembenihan, pembesaran, panen hingga pengolahan.
“Untuk itu, sekarang kita memastikan mutu produk itu dari hulu, untuk memastikan ini kita juga terus bersinergi dengan pemda dan instansi,” kata Hari. (detik)